Main Article Content

Shinta Rahma Nata Sari
Fathra Annis Nauli
Wasisto Utomo

Tujuan: Jumlah pengguna internet di Indonesia yang mayoritas adalah remaja usia 15-19 tahun membuat
perilaku bullying tradisional berkembang menjadi cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran perilaku cyberbullying pada remaja di SMAN 9 Pekanbaru dengan desain penelitian deskriptif
kuantitatif.
Metode: Sampel penelitian adalah 250 responden yang diambil menggunakan teknik proportional stratified
random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner The Cyber Victim and Bullying Scale (CVBS).
Analisa yang digunakan adalah analisa univariat.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden menunjukkan tingkat kecenderungan menjadi pelaku
dan korban cyberbullying pada kategori sedang sebanyak 137 responden (54,8%) dan 145 responden (58%).
Bentuk tindakan cyberbullying yang sering dilakukan adalah memantau aktivitas akun media sosial orang lain
(cyberstalking) yaitu sebanyak 67 responden (26,8%). Mayoritas responden melakukan cyberbullying adalah
karena ingin menghibur diri atau iseng yaitu sebanyak 80 responden (32%). Pada penelitian ini, didapatkan
bahwa seluruh responden pernah menjadi pelaku sekaligus korban cyberbullying.
Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang menjadi pelaku juga
berpeluang menjadi korban cyberbullying dan sebaliknya. Alasan remaja melakukan cyberbullying yaitu untuk
menghibur diri atau iseng menunjukkan adanya penurunan kualitas moral remaja. Hasil penelitian ini
merekomendasikan kepada pihak sekolah agar lebih membatasi penggunaan gadget oleh siswa di lingkungan
sekolah.

Keywords: CVBS (the Cyber Victim and Bullying Scale) remaja perilaku cyberbullying