Main Article Content

Burman Hedi
Eka Yulia Fitri
Hikayati

Tujuan: Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) merupakan respon inflamasi sistemik yang
diakibatkan adanya insults atau stimulus yang berbahaya bagi tubuh. Deteksi sedini mungkin adanya tanda
SIRS merupakan upaya penting yang bertujuan menurunkan tingginya angka mortalitas pasien kritis di ruang
ICU. SIRS yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan sepsis, sepsis berat, syok septik dan Multiple
Organ Dysfuntion Syndrome (MODS), Multiple Oran Failure (MOF) hingga menyebabkan kematian.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi menggunakan metode observasional dan
pendekatan cross sectional untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian SIRS meliputi
usia, jenis kelamin, kasus infeksi, kasus non infeksi serta kasus bedah dan kasus non bedah. Populasi
penelitian adalah pasien yang dirawat di ICU, pengambilan sampling menggunakan metode consecutive
sampling berjumlah 47 responden.
Hasil: Hasil penelitian didapat kejadian SIRS sebanyak 66%, usia dewasa akhir ≥ 61 tahun sebanyak 57,4%,
jenis kelamin laki-laki 63%, kasus infeksi 51,1% dan kasus bedah 61,7%. Hasil anasisis menggunakan uji chi
square pada tingkat kepercayaan 95% (p value = 0,05) menunjukkan adanya hubungan bermakna antara usia
dengan kejadian SIRS (p value = 0,009), jenis kelamin dengan kejadian SIRS (p value = 0,007), kasus infeksi
dengan kejadian SIRS (p value = 0,010) dan kasus bedah dengan kejadian SIRS (p value = 0,014).
Simpulan: Faktor usia, jenis kelamin, kasus infeksi serta kasus bedah perlu dipertimbangkan untuk
identifikasi SIRS sebagai deteksi dini sepsis.

Keywords: Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) usia jenis kelamin kasus infeksi dan non infeksi kasus bedah dan non bedah