Main Article Content

Nurkumalasari
Dian Wahyuni
Nurna Ningsih

Tujuan: Tuberkulosis paru (TB Paru) disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan salah
satu penyebab kematian utama di dunia. Secara global, Indonesia menempati urutan kelima setelah Negara
India, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria untuk kasus Tuberkulosis Paru. Pada program nasional, pemeriksaan
dahak mikroskopis sangat penting untuk menentukan adanya BTA di dalam dahak penderita suspek TB Paru.
Metode: Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling yakni semua penderita tuberkulosis paru basil
tahan asam positif dan basil tahan asam negatif yang berobat ke seluruh puskesmas wilayah kabupaten Ogan
Ilir periode April–September Tahun 2013 sebanyak 270 orang. Pengolahan data menggunakan sistem
komputerisasi yang dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi-Square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur (p-value = 0,286), jenis kelamin
(p-value = 0,261), status perkawinan (p-value = 0,331), pekerjaan ada hubungan (p-value = 0,857) dengan
hasil pemeriksaan dahak di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2013.
Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan untuk petugas puskesmas pemegang Program
Tuberkulosis Paru sebaiknya meningkatkan kegiatan lagi kunjungan langsung ke rumah penderita TB Paru
dan tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang membutuhkan. Bagi Kepala
Puskesmas diharapkan selalu memantau Pelaksanaan Program dan membantu memecahkan masalah yang
dijumpai oleh pemegang program, bagi Dinas Kesehatan agar selalu memberikan bimbingan dan evaluasi
pelaksanaan program Tuberkulosisi Paru di Puskesmas. Selain itu, perlu diadakan penelitian lebih lanjut
mengenai faktor bibit penyakit dan lingkungan yang mempengaruhi kejadian TB Paru.

Keywords: Hasil pemeriksaan dahak karakteristik penderita TB Paru